Merupakan upacara adat yang menjadi tradisi Kraton Yogyakarta yandiselenggarakan setiap bulan Rejeb (Rajab), tepatnya tanggal 30 Rejeb dalam penanggalan Jawa setiap tahunnya. Upacara adat ini diselenggarakan dalam rangka Jumeneng Ndalem Sri Sultan Hamengkubuwono X. Tradisi serupa juga diselenggarakan oleh Kraton Yogyakarta di Pantai Parangkusumo dan Gunung Lawu.

Upacara adat ini diselenggarakan di Pos 1 Srimanganti, jalur selatan pendakian Gunug Merapi, di Desa Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan. Prosesi acara dimulai dari pendopo di kawasan bekas rumah Almarhum Mbah Maridjan. Upacara dimulai pada pukul 06.00 pagi, dimana para abdi dalem berpakaian Jawa lengkap akan berjalan beriringan menuju tempat labuhan. Upacara ini dipimpin oleh juru kunci Gunung Merapi, dengan melabuhkan benda-benda seperti selembar semekan gadhung melati, sinjang limar, semekan gadhung melati, sinjang cangkring, paningset udaraga, seloratus lisah konyoh (sejenis minyak), kelapa satu buah, uang dalam dua amplop, selembar destar doromuluk dan 10 biji seswangen.

Selain itu sesaji yang telah dipersiapkan antara lain nasi tumpeng, srundeng dan lauk ingkung ayam yang diberikan kembang setaman, yang akan dibagikan bagi masyarakat yang mengikuti rangkaian acara ini setelah acara labuhan berakhir.