Air bersih, sanitasi sehat dan aman, dan diiringi dengan perilaku hygienist menjadi syarat mutlak manusia sehat dan bermartabat. Penyakit menular seperti TBC, malaria, diare, disentri, demam berdarah dan COVID 19 yang akhir - akhir ini menjadi pandemic di seluruh dunia, akan bisa dicegah apabila manusia memiliki kebiasaan hidup sehat, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dan menjaga kebersihan lingkungannya. Angka kematian akibat penyakit menular pun bisa dicegah.
Oleh karena itu CD Bethesda sangat menyadari betapa pentingnya kesehatan lingkungan dan sanitasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan primer. Kesehatan lingkungan tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Terbukti, misalnya, ketika menangani daerah endemic malaria dan TB, ternyata salah satu factor penyebabnya adalah lingkungan yang lembab, tidak bersih, baik di lingkungan pedesaan maupun pemukiman penduduk. Tingginya kasus diare, bukan hanya karena tidak ada air bersih tersedia cukup di rumah tangga, melainkan cara hidup yang kurang bersih, yaitu tidak cuci tangan di waktu penting, dan masih ada kebiasaan minum air mentah tanpa diolah.
Pada awal menjalankan program kesehatan lingkungan dan sanitasi, seperti lembaga pada umumnya, CD Bethesda menyediakan sarana umum untuk air bersih dan WC umum, dengan dukungan dari para mitra. Bentuk sarana air bersih yang dibangun berbasis masyarakat cukup beragam, dari perawatan mata air, instalasi pemipaan lengkap dengan reservoir, penampungan air hujan di daerah tandus, sumur, dan lain-lain. Instalasi air bersih itu kemudian juga disertai dengan bangunan WC umum yang dibangun di titik-titik tertentu yang bisa diakses warga pedesaan.
Di saat itu, seperti juga lembaga pemerintah dan lembaga swadaya lainnya, CD Bethesda percaya bahwa dengan dibangunnya sarana air bersih secara otomatis masyarakat akan berubah kebiasaan bersanitasi dan higienitasnya. Nyatanya tidak. Masih tingginya angka diare dan penyakit menular lainnya (bahkan beberapa kali muncul Kejadian Luar Biasa) di komunitas pedesaan yang telah diintervensi program air dan fasilitas sanitasi, menunjukkan ada hal yang belum tuntas. Ternyata, pembangunan sarana air bersih dan WC umum tanpa diiringi dengan proses pemberdayaan memunculkan kesadaran perilaku kesehatan akan sia-sia.
Dengan latarbelakang pengalaman itulah, CD Bethesda mendukung strategi nasional yang disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (atau STBM) sejak 2010 hingga sekarang. Fokusnya adalah perubahan perilaku sanitasi dan higienitas di tingkat keluarga atau rumah tangga, sehingga mereka sadar dan mau mengakses sarana sanitasi yang diciptakan oleh rumah tangga itu sendiri. Pendekatan pemberdayaan dengan metode pemicuan kesadaran ini ternyata mampu mendongkrak akses sanitasi (WC, cuci tangan, air minum, sampah, dan sarana limbah cair) di tingkat rumah tangga hingga melebihi 70% dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun ini. Cita-citanya adalah memenuhi target SDGs 2030 hampir 90%, bahkan kalau bisa 100%, karena kita percaya, menjadi manusia sehat dan mengakses sanitasi adalah bagian dari hak asasi manusia. Dari proses penyadaran di masyarakat, menciptakan jamban sendiri di rumah tangga, sekarang telah muncul inisiatif lokal wirausaha kloset dan sabun alami yang dibuat oleh masyarakat sendiri dalam wadah wirausaha sanitasi.