Menggali Potensi yang Tersembunyi
Potensi bisa dikatakan sebagai kemampuan, kesanggupan, kekuatan atau sumberdaya yang memungkinkan untuk dikembangkan. Seiring berjalannya Program Peningkatan Peran Masyarakat dan Stakeholder untuk Mewujudkan Sistem Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Penanggulangan Penyakit Menular yang Berkualitas di NTT sejak 2015 sampai 2017 telah menggali dan menemukan banyak potensi yang dimiliki masyarakat dan terbukti bisa dikembangkan. Bukan hanya potensi alam dengan keragamannya, namun juga potensi diri berupa bakat, wawasan dan ketrampilan yang selama ini kurang mendapat perhatian. Potensi itu perlahan mulai terbuka, terasah dan mulai menjadi karya yang berguna.
Sebagian masyarakat Alor mengenal kayu secang dengan sebutan kayu sompet atau kayu busur. Batang pohon ini biasa digunakan sebagai bahan pembuatan busur panah untuk keperluan berburu. Namun, sejak CD Bethesda memperkenalkan minuman secang, kini pohon ini juga digunakan untuk minuman kesehatan, terutama bagi ibu hamil.
Cara pembuatannya sederhana. Serutan kayu secang ditambah jahe dan bahan rempah-rempah lainnya direbus sampai mendidih hingga airnya berwarna merah maksimal. Air rebusan ini disaring, tambahkan gula sesuai selera dan minuman siap disajikan. Selain membuat tubuh hangat dan segar, minum wedang secang dirasakan juga melancarkan peredaran darah, menambah darah dan memulihkan kondisi tubuh pasca melahirkan. Inilah salah satu gambaran potensi tanaman di masyarakat yang bisa dimanfaatkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Tanaman lain yang juga banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara Timur, termasuk di Malaka, Sumba Timur dan Alor yaitu pohon marungga atau kelor (Moringa oleivera). Daun marungga yang banyak mengandung gizi seperti potassium, kalsium, vitamin C dan A ini ternyata jarang dimanfaatkan masyarakat. Padahal dengan mengonsumsi daun marungga maka keseimbangan nutrisi akan terpenuhi sehingga dapat meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya. Melalui pelatihan pengolahan bahan pangan lokal, kini daun marungga lebih sering diolah sebagai sayuran seperti sayur bayam, dibuat tepung dan ditambahkan dalam olahan makanan lainnya. Pemberian daun marungga secara rutin ternyata terbukti dapat meningkatkan gizi anak-anak balita.