Biskuit Birungga dan Kue Burasma
Aprilia Sara Fahik, yang biasa dipanggil Lia (42 th), seorang ibu di Dusun Fafoeklaran, Desa Besikama, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka NTT. Aktivitas sehari-harinya adalah ibu rumah tangga, Lia mensyukuri menjalankan tugas mulai dari mengurus rumah, mengurus anak-anak, suami dan semua anggota keluarga yang tinggal bersama di rumah. Bagi Lia, keluarga adalah kebanggaan yang selalu memberikan motivasi untuk tetap semangat. Selain menjalani rutinitas sebagai ibu rumah tangga, Lia juga sebagai anggota Tim Kesehatan Desa (TKD) Desa Besikama. Selama bermitra dengan UPKM/CD Bethesda YAKKUM area Malaka, Lia dan anggota TKD lainnya telah banyak melakukan kegiatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, seperti memberikan sosialisasi kesehatan, penjaringan untuk orang yang dicurigai terkena TBC, pembagian pot dan pendampingan pemeriksaan dahak dan bahkan mengantar rontgen ke rumah sakit bagi yang dicurigai terkena TBC.
Tidak hanya itu, program promotif dan preventif juga dilakukan seperti PMT bagi Balita gizi buruk di tiap Posyandu dengan dukungan dari UPKM/CD Bethesda YAKKUM area Malaka dan kerjasama dengan Puskesmas dan Pemerintah Desa setempat. Sebagai anggota Tim Kesehatan Desa dan bersama masyarakat, Lia juga dilatih membuat minyak luka, minyak urut, minyak telon dan pembuatan sabun padat.
Pada Oktober 2019, Lia dan kader lainnya mendapat pelatihan dari UPKM/CD Bethesda YAKKUM area Malaka. Dalam pelatihan yang dikemas dengan praktis, akrab dan menyenangkan ini, Lia dilatih membuat Biskuit Marungga (Birungga) dan Kue Bruas Marungga (Burasma) yang dibuat dengan bahan dari daun Marungga atau yang dikenal juga dengan sebutan daun Kelor. Masyarakat Desa Besikama selama ini hanya mengolah daun Marungga untuk dibuat sayur saja. Dengan segudang manfaat yang dimiliki oleh daun Marungga ini, Lia ingin meningkatkan gizi bagi Balita khususnya dan juga masyarakat pada umumnya.
Pasca pelatihan, Lia dan anggota TKD lainnya membentuk kelompok yang memproduksi Birungga dan Burasma Besikama. Anggota kelompok mengelola dana dari swadaya, inisiatif dari semua anggota kelompok untuk menyumbangan dana sebesar Rp. 50.000 perorang untuk membeli bahan yang dibutuhkan berupa: tepung terigu, gula halus, telur, susu, vanili, tepung tapioka, tepung maizena, pisang, dan minyak goreng. Sedangkan untuk marungga langsung dipetik dari pekarangan rumah setiap anggota kelompok.
Proses pembuatannya terbilang cukup mudah, yaitu campur bahan berupa tepung terigu 10 kg, minyak goreng 5 liter, telur 4 butir yang telah dikocok, gula halus 4 bungkus, vanili secukupnya, lalu diaduk-aduk menjadi adonan dan setelah bahan tercampur ditaburi tepung marungga dan aduk kembali. Setelah itu adonan siap dicetak dan dipanggang selama 15 menit atau sampai matang.
Melalui Birungga dan Burasma, Lia dan TKD ingin ikut berkontribusi untuk meningkatkan gizi bagi bayi Balita dan Lansia, karena kudapan atau makanan kecil ini dengan bentuk menarik dan rasa manisnya menggugah selera yang mengkonsumsinya. Tujuan dari pembuatan Birungga dan Burasma awalnya adalah untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi 2 orang Balita gizi buruk di Posyandu Fafoeklaran dan Lansia di Posbindu. Pelayanan ini dilakukan secara rutin setiap bulan. Berkat pemberian Birungga dan Burasma di Posyandu Fafoeklaran, 2 Balita gizi buruk atas nama Margaretha Hoar Seran (18 Bulan) dan Kristina Balok (14 Bulan) gizinya meningkat. Pada bulan Oktober 2019, 2 Balita tersebut pada kondisi gizi buruk, namun setelah 1 bulan diberikan PMT Birungga dan Burasma mengalami perubahan gizi yaitu dari gizi buruk ke gizi kurang, dan pada awal Desember 2019 meningkat menjadi gizi baik dan Balitanya Sehat.
Dalam rangka meningkatkan ekonomi, pembuatan Birungga dan Burasma tidak hanya dilakukan di setiap jadwal pembagian PMT saja di Posyandu, tetapi dilakukan setiap hari. Kemudian dikemas dengan cantik sehingga menarik hati pembeli, dengan harga pasarannya Rp 60.000,-/kg. Kelompok pembuat Birungga dan Burasma menjual ke setiap kios di wilayah Besikama, bahkan keluar desa juga. Lia merasa bersyukur karena hasil olahannya tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat sekitaran wilayah Malaka Barat, tetapi sudah keluar ke wilayah kecamatan lain. Bahkan hasil olahan Marungga menjadi Birungga dan Burasma juga sudah terjual ke luar daerah atas pemintaan dari Kejaksaan Atambua Belu sebanyak 20 kg dengan nilai Rp 1.200.000,-.
Harapan Lia, semoga dengan adanya kerjasama ini membuat usaha kelompoknya menjadi lancar dan makin dikenal masyarakat luas. Lia bermimpi bahwa kelompoknya tetap berkembang, baik dalam pengelolaan organisasi maupun dalam aktivitas usahanya membuat Birungga dan Burasma secara profesional dan mempunyai ijin produksi atau P-IRT. Melalui Birungga dan Burasma, Lia ingin berkontribusi untuk kesehatan masyarakat. Bagi Lia, berkat adanya kemitraan dan kerjasama antara UPKM/CD Bethesda YAKKUM, Puskesmas dan Pemerintah Desa, saat ini upaya meningkatkan kesehatan masyarakat di Desa Besikama lebih sinergis dan lebih mudah untuk diwujudkan.*(Pascalius/Marmi).